Ajiningdiri ana ing Lathiâ, artinya âKamu tidak bisa lari dari kesalahan. Harga diri seseorang ada di lidah (ucapan)â, diambil dari pepatah bahasa Jawa kuno âAjining diri soko lathi, ajining rogo soko busonoâ, yang artinya âHarga diri seseorang dari lidahnya (ucapannya) dan harga diri badan dari pakaianâ (Weird Genius, 2016).
Sebagaimanapepatah Jawa, ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana. Untuk dihargai orang lain, tergantung dari apa yang kita bicarakan dan busana yang kita kenakan. Dengan berbusana Jawa, kita turut serta memajukan obyek-obyek pemajuan kebudayaan,â ujar Ries yang juga berprofesi di bidang arsitektur Jawa itu.
Filosofijawa ajining diri soko lathi ajining rogo soko busono lathi & bus. Image: ane akan sedikit membahas (ceileh bahasanya ) tentang pepatah jawa ajining diri soko lathi. Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono. Dan pepatah ajining rogo soko busono memiliki arti . Probo sukoco 1 year ago.
Ajiningmyself an ingâ, meaning âYou cannot run away from mistakes. A personâs self-esteem is on the tongue (his words)â), are taken from
Kowera iso mlayu saka kesalahan Ajining diri ana ing lathi . Ikon 2 (00.58) Ikon 3 (01.01) Ikon 4 (01.02) Ikon 5 (01.06) [Beat Drop] Ikon 6 (01.10) Ikon 7 (01.14) Tabel 4.3 Video Klip Musik âLathiâ Scene 3 Sumber: Olahan Peneliti dari Video Klip Musik âLathiâ Asap hitam muncul di sekitar tubuh tokoh utama wanita dan menjadi tanda
Dáťch V᝼ Háť Trᝣ Vay Tiáťn Nhanh 1s. Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan bahasa sendiri-sendiri, salah satunya bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat dari petuah-petuah, pitutur, maupun kata bijak bahasa Jawa yang diciptakan oleh para leluhur, kemudian dipelihara secara turun temurun, sehingga menjadi identitas budaya bagi masyarakat pitutur, maupun kata bijak dalam bahasa Jawa tersebut menyiratkan banyak makna, salah satunya adalah kata bijak bahasa Jawa yang mengajarkan sikap sabar yang harus dimiliki oleh masyarakat Jawa. Berikut ini rangkuman tentang kata-kata bijak bahasa jawa tentang sabar dan "Kawula Mung Saderma, Mobah-Mosik Kersaning Hyang Sukmo", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęŚęŚŽęŚ¸ęŚęŚŠęŚ¸ęŚęŚąęŚ˘ęŚźęŚęŚŠę§ ęŚŠęŚşęŚ´ęŚ§ęŚâꌊꌺꌴꌹꌜęŚę§ ęŚęŚźęŚęŚąęŚ¤ęŚśęŚ ęŚ˛ęŚžęŚ ęŚąęŚ¸ęŚę§ęŚŠę§Jika kalimat petuah tersebut jika dijabarkan dalam aksara jawa antara lain sebagai berikut; ęŚęŚŽęŚ¸ęŚ ==> kawulaꌊꌸęŚęŚąęŚ˘ęŚźęŚęŚŠ ==> mung sadermaꌊꌺꌴꌧęŚâꌊꌺꌴꌹꌜęŚę§ ==> mobah-mosikęŚęŚźęŚęŚąęŚ¤ęŚśęŚ ==> kersaningꌲꌞęŚęŚąęŚ¸ęŚę§ęŚŠ ==> hyang sukmaKata bijak Bahasa Jawa "Kawula Mung Saderma, Mobah-Mosik Kersaning Hyang Sukmo", artinya; âlakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhanâ.Petuah ini mengajarkan pada kita dua hal penting. Pertama, bekerjalah dengan sungguh-sungguh sesuai kemampuanmu. Dalam petuah ini juga tersirat pesa bahwa manusia tidak boleh membiarkan rasa malas menguasai diri. Kedua, serahkan hasil akhir dari setiap usaha yang dilakukan kepada Tuhan. Kewajiban kita hanyalah berusaha sementara hasil akhirnya tetaplah Tuhan yang menentukan, Dengan demikian, petuah ini menyiratkan pesan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Bekerja dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa termasuk salah satu "Ambeg Utomo, Andhap Asor", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęŚ˛ęŚŠę§ęŚ§ęŚźęŚę§ ęŚ˛ęŚ¸ęŚ ęŚŠę§ ęŚ˛ęŚ¤ę§ęŚęŚĽę§ ęŚ˛ęŚąęŚşęŚ´ęŚę§Berikut tulisan aksara jawa 'ambeg utomo andhap asor' jika dijabarkan kata per kata;ꌲꌊę§ęŚ§ęŚźęŚę§ ==> ambegęŚ˛ęŚ¸ęŚ ęŚŠ ==> utamaꌲꌤę§ęŚęŚĽę§ ==> andhapęŚ˛ęŚąęŚşęŚ´ęŚ ==> asorKata bijak Bahasa Jawa "Ambeg utomo, andhap asor" , artinya; âselalu menjadi yang utama, tapi selalu rendah hatiâ.Tidak mudah mewujudkan pesan tersurat dalam petuah ini. Di satu sisi, kita dituntut untuk memperoleh keutamaan dalam hidup, tetapi di sisi lain justru dianjurkan untuk tetap rendah hati. Ketika seseorang sudah memperoleh kemuliaan, pangkat, dan derajat tinggi, godaan terbesarnya justru menjaga sikapnya agar tetap rendah hati kepada orang lain, tidak menunjukkan kelebihannya, santun, dan penyayang. Ia kaya, tetapi tetap menjadi sahabat terbaik bagi kawannya yang miskin. Ia pandai, tetapi tetap menjadi rekan menyenangkan bagi yang kurang pandai. Ia berpangkat, tetapi tetap ramah pada yang papa. Inilah manusia "Aja Nyedak Wong Ladak, Aja Nyanding Wong Muring-Muring", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęڞęŚęŚęŚźęŚ˘ęŚę§ ęŚŽęŚşęŚ´ęŚ ęŚęŚ˘ęŚę§ę§ ęŚ˛ęŚ ęŚęڤę§ęŚ˘ęŚśęŚ ęŚŽęŚşęŚ´ęŚ ęŚŠęŚ¸ęŚŤęŚśęŚęŚŠęŚ¸ęŚŤęŚśęŚę§Jika kalimat petuah tersebut jika dijabarkan dalam aksara jawa antara lain sebagai berikut; ꌲęŚęŚęŚźęŚ˘ęŚę§ ==> aja nyedakꌎꌺꌴęŚęŚęŚ˘ęŚę§ ==> wong ladakꌲęŚęŚęڤę§ęŚ˘ęŚśęŚ ==> aja nyandingꌎꌺꌴęŚęŚŠęŚ¸ęŚŤęŚśęŚęŚŠęŚ¸ęŚŤęŚśęŚ ==> wong muring-muringKata bijak Bahasa Jawa"Aja Nyedak Wong Ladak, Aja Nyanding Wong Muring-Muring", artinya; âjangan mendekati orang yang congkak, jangan mendampingi orang yang marah-marahâ.Sudah seharusnya kita jangan akrab dengan orang-orang yang sombong. Sebab, lambat laun kita juga akan tertular perangai kesombongannya. Begitu pula jangan bergaul dengan orang pemarah karena kita dapat mengikuti kebiasaan marahnya. Hal terbaik dalam menghadapi orang-orang yang congkak adalah mengingatkan mereka sambil menunjukkan sikap rendah hati. Sementara, cara terbaik menghadapi para pemarah adalah tidak "Ana Gunem Mingkem, Ana Catur Mungkur, Ana Padu Mlebu", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęŚ˛ęŚ¤ęŚęŚ¸ęŚ¤ęŚźęŚŠę§ ęŚŠęŚśęŚęŚęŚźęŚŠę§ę§ ꌲꌤęŚęŚ ęŚ¸ęŚ ęŚŠęŚ¸ęŚęŚęڏęŚę§ ꌲꌤꌼꌢꌸ ꌊę§ęŚęŚźęŚ§ęŚ¸ ę§ Jika kalimat petuah tersebut jika dijabarkan dalam aksara jawa antara lain sebagai berikut; ꌲꌤ ęŚęŚ¸ęŚ¤ęŚźęŚŠę§ ==> ana gunemꌊꌜęŚęŚęŚźęŚŠę§ ==> mingkemꌲꌤęŚęŚ ęŚ¸ęŚ ==> ana caturꌊꌸęŚęŚęŚ¸ęŚ ==> mungkurꌲꌤ ꌼꌢꌸ ==> ana paduꌊę§ęŚęŚźęŚ§ęŚ¸ ==> mlebuKata bijak Bahasa Jawa "Ana gunem mingkem, ana catur mungkur, ana padu mlebu", artinya; âada percekcokan tutup mulut, ada pembicaraan menjelekkan orang lain tidak usah dengar, ada perselisihan menyingkirlahâ.Petuah ini menekankan tentang strategi menghindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang disebabkan oleh kesalahan yang dibuat orang-orang di sekitar kita. Bila ada orang cekcok, sebaiknya jangan ikut-ikutan, sehingga dapat memperkeruh suasana. Jika memungkinkan, lebih baik melerai, tidak perlu ikut mencari kesalahan di antara mereka. Begitu juga apabila ada orang yang sedang membicarakan kejelekan orang lain, sebaiknya biarkan saja. Tidak usah didengarkan apalagi sampai ikut ambil bagian di dalamnya. Dan, seandainya Anda menemukan ada orang yang berselisih, sementara Anda tidak kuasa menengahinya, langkah terbaik adalah menyingkir. Tutup mulut, tutup telinga, dan menyingkir terkadang bisa menjadi strategi yang tepat bagi kita untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak "Dora Lara, Goroh Kerogoh", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęŚ˘ęŚşęŚ´ęŚŤ ęŚęŚŤę§ ęŚęŚşęŚ´ęŚŤęŚşęŚ´ęŚ ęŚęŚźęŚŤęŚşęŚ´ęŚęŚşęŚ´ęŚę§ Jika kalimat petuah tersebut jika dijabarkan dalam aksara jawa antara lain sebagai berikut; ꌢꌺꌴꌍ ==> doraęŚęŚŤ ==> laraęŚęŚşęŚ´ęŚŤęŚşęŚ´ęŚ ==> gorohęŚęŚźęŚŤęŚşęŚ´ęŚęŚşęŚ´ęŚ ==> kerogohKata bijak Bahasa Jawa "Dora lara, goroh kerogoh", artinya; âberdusta menderita, menipu tertipuâ.Orang Jawa mengenal tentang berlakunya hukum karma. Peribahasa atau petuah tersebut mencerminkan hal itu. Siapa yang suka berdusta kepada orang lain, maka akan menderita. Penderitaan yang paling terasa akibat perbuatan dusta, yaitu tidak dipercaya oleh orang lain, sehingga kita akan kehilangan mitra. Sebaliknya, seseorang yang suka menipu pasti akan tertipu. Oleh karena itu, sejatinya tidak ada perbuatan jahat yang tidak akan melahirkan akibat sebagai balasan bagi pelakunya. Siapa yang bermain lumpur, maka akan "Gusti Paring Dalan Kanggo Uwong sing Gelem Ndalan", jika ditulis dalam aksara jawa yaitu;ę§ęŚęŚ¸ęŚąę§ęŚ ęŚśęŚĽęŚŤęŚśęŚ ęŚ˘ęŚęŚ¤ę§ ęŚęŚęŚęŚşęŚ´ ęŚ˛ęŚ¸ęŚŽęŚşęŚ´ęŚ ęŚąęŚśęŚęŚęŚźęŚęŚŠę§ ęŚ¤ę§ęŚ˘ęŚęڤę§ę§Jika kalimat petuah tersebut jika dijabarkan dalam aksara jawa antara lain sebagai berikut; ęŚęŚ¸ęŚąę§ęŚ ęŚśęŚĽęŚŤęŚśęŚ ==> gusti paringꌢęŚęŚ¤ę§ ==> dalanęŚęŚęŚęŚşęŚ´ ==> kanggoęŚ˛ęŚ¸ęŚŽęŚşęŚ´ęŚ ==> uwongꌹꌜęŚęŚęŚźęŚęŚŠę§ ==> sing gelemꌤę§ęŚ˘ęŚęŚ¤ę§ ==> ndalanKata bijak Bahasa Jawa "Gusti Paring Dalan Kanggo Uwong sing Gelem Ndalan", artinya; âTuhan memberi jalan untuk manusia yang mau mengikuti jalan kebenaranâ.Masyarakat Jawa meyakini bahwa seseorang akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagaimana yang diharapkan apabila ia berada di jalan kebenaran. Satu-satunya jalan kebenaran itu adalah yang telah digariskan Tuhan. Seseorang yang memiliki keinginan untuk mengikuti jalan kebenaran akan diberi kemudahan dan bimbingan-Nya."7. "Ing Endi Dununge Pemarem lan Katentreman, Saking Angele Mapanake Rasa, Nganti Meh Ora Ana Wong kang Bisa Rumangsa Marem Ian Tentrem Uripe, Mula Kita Kudu Tlaten Ngalah Budi, Dhahana Rasa Meri Ian Drengki, Amrih Gorehing Pikir Bisa Tansah Sumingkir"Kata bijak Bahasa Jawa tersebut artinya âDi mana tempat rasa puas dan ketenteraman? Sangat sulit menempatkan rasa, sampai tidak ada orang yang bisa merasakan puas dan tenteram dalam hidupnya. Maka dari itu, kita harus selalu bersabar. Jangan pernah ada rasa iri dan dengki, supaya pikiran jelek bisa selalu tersingkirkanâ.Sulit untuk menentukan batasan rasa puas pada setiap manusia. Umumnya, setiap orang selalu merasa kurang. Faktanya, ketika seseorang sudah memperoleh sesuatu yang diidamkan dan diyakini dapat memberinya rasa puas, tidak lama sesudah itu muncul keinginan lain. Memang begitulah faktanya. Oleh karena itu, dalam petuah ini, disebutkan bahwa beberapa cara yang dapat dilakukan seseorang agar benar benar menemukan rasa puas dalam dirinya, yaitu bersyukur, bersabar, serta tidak memiliki perasaan iri dan dengki hati, sehingga pikiran menjadi tenang, terbebas dari dugaan negatif yang dapat "Dening Dayaning Hawa Nafsu Iku Pancen Sakala Iku Bisa Aweh Rasa Pemarem, Nanging Sawise Iku Bakal Aweh Rasa Getun lan Panutuh marang Dhiri Pribadhi, kang Satemah Tansah Bisa Ngrubeda marang Katentremaning Pikir lan Ati, Guneman Sethithik Nanging Memikir Akeh Iku kang Tumrape Manungsa Bisa Aweh Katentreman lan Rasa Marem kang Gedhe Dhewe"Kata bijak Bahasa Jawa tersebut artinya âUcapan kurang baik yang terucap hanya karena hawa nafsu itu memang seketika bisa membuat rasa puas. Namun, setelah itu menyesal dan menyalahkan diri sendiri, selalu terganggu ketenteraman pikiran dan hati. Berbicara sedikit, tetapi berpikir luas itu sebagaimana manusia bisa memberi ketenteraman dan rasa sangat puas yang besar.âRenungkan dan pikirkanlah sebelum kita mengatakan sesuatu. Inilah pesan inti yang terkandung dalam petuah Jawa tersebut. Setiap ucapan yang kita katakan hanya berdasarkan dorongan nafsu, bukannya keinginan untuk membahagiakan orang lain dan memberikan wawasan baru, melainkan menyakiti berasaan orang lain. Efek negatifnya hanya akan kembali dan mengganggu pikiran kita. Itulah sebabnya, jangan sembarang bicara karena ucapan yang kurang baik dapat menjadikan hidup kita "Kang Kalebu Musthikang Rat Puniku, Sujanma kang Bisa, Ngarah-arah Wahyaning Ngling, Yektinira Aneng Ngulat Kawistara"Arti pepatah tersebut yaitu, âyang termasuk pribadi unggul adalah orang yang mampu bertutur kata benar dan terarah, sesungguhnya demikian itu tampak dari mimik wajahnyaâ.Biasanya, kepribadian baik seseorang terlihat dari cara bersikap dan bertindak di depan orang lain. Salah satunya adalah sikap saat berbicara. Orang yang kepribadiannya baik selalu menjaga ucapannya dari perkataan dusta. Saat berbicara, jelas arah pembicaraannya. Mereka tidak akan membicarakan hal-hal yang tidak berguna, apalagi sampai menyinggung perasaan Orang lain. Begitu pula dengan raut wajahnya. Aura orang yang memiliki hati baik pasti jauh berbeda dengan yang hatinya dipenuhi "Klabang Iku Wisane Ono ing Sirah, Kalajengking Iku Wisane Ono ing Buntut, Nanging Durjono Wisane Ono ing Sakujuring Badan"Petuah Jawa tersebut artinya, âkelabang itu racunnya ada di kepala, kalajengking bisanya ada di ujung ekor, sedangkan orang yang durjana racunnya ada di sekujur tubuhnyaâ.Pernahkah Anda memiliki tetangga yang jahat, buruk sikap dan perangainya? Orang-orang seperti ini selalu mendatangkan ketidaktenangan bagi tetangga lainnya. Ia dianggap ancaman yang perlu dijauhi. Segala gerak-geriknya senantiasa menimbulkan kekhawatiran, bahkan orang Jawa menggambarkan pribadi orang jahat itu seperti mengandung racun di sekujur tubuhnya, maka penggambaran itu tidaklah berlebihan. Jika takut kepada ular, kalajengking, dan kelabang, maka kita masih bisa menghindari dengan mudah. Namun ketika memiliki tetangga atau teman yang jahat, rasanya kita tidak memiliki tempat yang aman dari tindakan bejat dan jugaDemikian rangkuman "Kata Bijak Bahasa Jawa Tentang Sabar, Aksara Jawa dan artinya" yang dapat kami sampaikan. Baca juga makna dan arti kata bijak Jawa menarik lainnya hanya di situs
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ajining diri Gumantung ana ing Lathi..Sebuah ungkapan jawa yang mungkin pernah kita dengar, namun maknanya kita kurang begitu faham. Ajining diri ana ing lathi maksudnya bahwa kepribadian diri terdapat pada lidahnya atau lisannya. Mbah - mbah kita dahulu sudah memberikan pesan atau nasehat baik yang sampai saat ini masih menjadi landasan dalam bersikap dan beragama. Lisan kita sangat penting untuk dijaga, lisan juga merupakan manifestasi kepribadian diri. Jangan sampai lisan ini tidak terjaga dan mudah mengumbar ucapan yang seringkali menyakiti hati orang lain. " Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau lebih baik diam ". Hadits yang masyhur dan penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari - hari. Apalagi zaman sekarang, orang mudah sekali berargumen di media. Mesti harus bisa menjaga dan menahan lidah untuk berucap. Menahan diri untuk tidak mudah mengumbar lisanMedia sosial menjadi aktifitas utama seseorang dalam berkomunikasi dengan orang, baik itu saudara, rekan kerja, teman dan sebagainya. Lisan kita terwakili oleh ketikan jari tangan dalam memberikan komentar atau argumen. Seringkali perselisihan dan kesalahpahaman muncul dalam berkomunikasi di media sosial. Hal itu salah satu penyebabnya adalah tidak bisa menahan diri untuk lah dialog penting, diskusi dan berselisih paham, namun ketika hal tersebut dikhawatirkan akan timbul gejolak dan terjadi debat kusir, maka solusinya adalah menghentikan dialog dan menahan diri untuk tidak mudah berkomentar panjang yang akan menambah perselisihan panjang. Media whatsapp, salah satunya menjadi pilihan komunikasi para komunitas dari alumni sekolah, rekan kerja sampai komunitas tertentu yang didalamnya anggota dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Di situ perlu kedewasaan berpikir dan berkomentar, bagaimana kita menahan jari kita untuk tidak melempar postingan yang mengarah kepada sebelum Sharing 1 2 Lihat Bahasa Selengkapnya
W. Koko18 Februari 2022 0841Jawaban terverifikasiHalo, Huda, terimakasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah C. Kepribadian. Berikut ini penjelasannya ââŹĹAjining diri soko lathi, ajining rogo soko busono". Artinya, harga diri seseorang dari lidahnya omongannya, dan harga diri badan dari pakaian. Dengan demikian, jawaban yang tepat seperti paparan di atas. Semoga membantu.
BANTUL â Islam mengajarkan umat muslim untuk senantiasa menjaga lisan. Alquran dalam Surat Al Baqarah ayat 263 menyatakan, âPerkataan yang baik dan pemberian maaf adalah lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima.â Dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad berpesan âBarangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau kalau tidak bisa hendaknya dia diam.â âKalau dalam ungkapan Jawa itu, kita ini bisa menjadi orang yang dihormati dari tutur kata kita. Ajining rogo ing busono, ajining diri ing lathi,â tutur Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muâti, Sabtu 5/6. Falsafah Jawa âAjining Diri Soko Lathi Ajining Rogo Soko Busonoâ yang dikutip Muâti dalam forum Silaturahim Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Bantul itu adalah pesan bahwa setiap manusia wajib menjaga tutur katanya kepada manusia lain. âKita dihargai secara fisik dari busana kita, tapi kepribadian kita, diri kita dihargai itu dari kemampuan ktia bertutur kata. Dan itulah kunci bagaimana kita bisa bersilaturahim,â terang Muâti. Pesan-pesan Alquran, hadis Nabi dan hikmah kebudayaan setempat itu menurut Muâti patut dipegang oleh warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya, untuk menjaga persaudaraan agar tidak renggang karena kesalahan dalam bertutur kata. âBagaimana agar kita bisa terus saling bersilaturahim hendaknya kita bertutur kata yang mulia. Jangan menyakiti orang lain, jangan ngatoni meledek orang lain,â pesannya sambil mengutip sebuah mahfuzat atau pepatah Arab. âSalamatul insan fi hifzil lisan. Keselamatan seseorang itu tegantung dari bagaimana dia menjaga lisannya,â tutup Muâti. Hits 3481
ajining diri soko lathi aksara jawa